Kamis, 08 Maret 2018

Pesantren Putra Pertama di Darunnajah

 

Tanah Pesantren nurul ilmi sudah ada sejak tahun 1994 namun selama kurun waktu hingga 2010 hanya dimanfaatkan hasil perkebunan saja. Kemudian tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2010, dimulailah pendirian pesantren Nurul Ilmi yang memilki makna “cahaya ilmu” penamaan itu sendiri diusulkan oleh Drs. K.H Mustofa Hadi Chirzin. Semula pesantren Nurul Ilmi Darunnajah 14 dibuka untuk santri putra maupun putri, kemudian Nurul Ilmi Darunnajah 14 dijadikan pesantren putra karena kesepakatan bersama saat rapat yayasan.

.Dalam perjalannya pesantren Nurul Ilmi mengalami beberapa fase perubahan sebagai berikut :

  1. Pendidikan yang masih campur antara santri yang mukim dan non mukim.
  2. Tahun ke-5 seluruh santri sudah mukim dan dibina dalam 24 jam dipondok, untuk meningkatkan kualitas.
  3. Adanya inisiatif merubah pesantren Nurul Ilmi menjadi pesantren khusus putra.

Ide dan ketetapannya Nurul Ilmi menjadi pesantren khusus putra diseriuskan sudah sejak 2 tahun yang lalu. Adapun hal yang menjadi pertimbangan Nurul Ilmi dijadikan pesantren khusus Putra adalah :

  1. Karena lahan Nurul Ilmi yang relative luas, yang semula seluas 3,7 ha sekarang menjadi 14 ha. Karena salah satu syarat yang harus dimiliki pesantren putra adalah harus ada sarana dan prasarana untuk mengaktualisasikan, pesantren putra wajib memiliki lapangan yang luas.
  2. Agar pembinanaan dan pendidikan pesantren kepada santri lebih fokus. Karena pada dasarnya pendidikan untuk santri putra dan putri metodeloginya berbeda.

Maka, dari 2 tahun yang lalu Nurul Ilmi sudah tidak menerima Santri putri baru lagi, namun santri putri yang masih ada tetap dibina dan dimaksimalkan dalam pendidikan maupun kegiatan , dalam artian tidak dibedakan. Untuk menjadikan Nurul Ilmi pesantren Putra tentu butuh tahapan untuk mewujudkannya, namun tahapan tersebut berlangsung secara alami saja, yakni tidak serta merta mengeluarkan santri putri. Karena sejak awal kedua orangtua mereka mengantarkan ke pesantren ini dan mempercayakan kepada pihak pesantren, maka seluruh Asatid/Asatidzah mencoba menjalankan amanat tersebut dengan sebaik mungkin sampai waktu yang sudah ditentukan.

Tahun ajaran 2018-2019 ini maka seluruh santri baik yang baru mendaftar ataupun santri yang sudah menyantri disini semuanya adalah putra. Ust. Fajar Suryono S,kom sebagai Pimpinan pondok pesantren Darunnajah 14 yang khusus putra dan  Ust. Busthomi Ibrohim M,Ag, sebagai Pimpinan Pondok Pesantran Darunnajah 3 yang khusus putri,melihat banyak sisi positifnya. Agar bisa focus dengan pencapaiann dan potensinya masing-masing.

Pesantren Nurul Ilmi memiliki sistem TMI ( Tarbiyatul Mu’alimin Wal Mu’alimat Al-islamiyah) kiblat kurikulum kepesantrenannya adalah gontor. Di Nurul Ilmi TMI menaungi lembaga-lembaga formal yang berkontribusi dengan dinas pendidikan diantaranya adalah : SMP, SMA dan SMK. Dan setiap jenjang memilki kelebihannya masing-masing.

Pada awal didirikannya Nurul Ilmi ini kami berusaha untuk menguatkan nilai-nilai : kepemimpinan, Identitas Pesantren, identitas keislamannya dan akhlak. Selain dari pada itu Nurul Ilmi mencoba membangun aspek sains dan teknologi, karena dari sisi yang lain santri dianggap Gaptek (gagap teknologi) maka dalam rentetan pendidikannya Nurul ilmi memiliki kegiatan diantaranya ialah : Ekstrakulikuler yang berhubungan dengan teknologi dan beberapa seminar dan workshop seperti Workshop Robotik, Short Movie, pemanfaatan internet dsb. Namun tetap kegiatan dan pendidikannya seperti pesantren pada umumnya. Dilingkungan darunnajah, Nurul Ilmi dianggap banyak berkontribusi dengan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi.

http://darunnajah.com/wp-content/uploads/2018/03/2-1-500x331.jpg

0 komentar:

Posting Komentar