Senin, 15 Januari 2018
BUYA HAMKA,Seorang Ulama Dan Pujangga Yang Melewati Zaman

“soekarno tampak berkaca kaca.dia menjabat pria di depannya dengan kehangatan seorang kakak terhadap adiknya.’saya akan selalu berdoa kepada ALLAH agar dinda kelak menjadi suluh penerang bagi bangsa ini,baik lewat karya karya dinda sebagai seorang pujangga,maupun sebagai ulama.”
Itulah harapan sang putra fajar bagi seorang yang masa kecilnya hidup bagaikan seorang “pemberontak”.orang memanggilnya malik.Ia lahir pada suatu ahad,kala senja merona di langit minangkabau.kelincahanya selalu beradu riang riak danau maninjau,nyalinya membuntal seolah hendak bergulat dengan bukit sibarosok.Ia lahir dan dibesarkan di lingkungan para ulama.
Namun,perceraian ayah –ibunya membuat ia berpaling dari keluarga,dunia luar pun menjadi tempat peraduaan baginya.pendidikan formalnya terhenti,bahkan tak pernah menamatkan sekolah desa.bernjak dewasa,setelah berhaji dan menuntut ilmu di tanah suci,malik memilih jalannya untuk berkiprah di negeri sendiri,menjadi seorang pujangga.semantara itu,bekal yang ia proleh selama perantauan menggukuhkan kecakapannya sebagai seorang ulama.
Inilah kisah pergulatan malik dengan lingkungannya,yang bertubi tubimenepa watak dan prilakunya,hingga kelak namanya begitu terkenal dan dan harum sebagai seorang ulama-pujangga yang lebih terkenal dengan panggilan:BUYA HAMKA.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan HAMKA adalah seorang ulama, sastrawan, sejarawan, dan juga politikus yang sangat terkenal di Indonesia. Buya HAMKA juga seorang pembelajar yang otodidak dalam bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Hamka pernah ditunjuk sebagai menteri agama dan juga aktif dalam perpolitikan Indonesia. Hamka lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun.
HAMKA bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan. Pada tahun 1929 di Padang Panjang, HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957- 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta.
Sejak perjanjian Roem-Royen 1949, ia pindah ke Jakarta dan memulai kariernya sebagai pegawai di Departemen Agama pada masa KH Abdul Wahid Hasyim. Waktu itu HAMKA sering memberikan kuliah di berbagai perguruan tinggi Islam di Tanah Air.
Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia. Pada 26 Juli 1977 Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali, melantik HAMKA sebagai Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudian meletakkan jabatan itu pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.
HAMKA aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928 beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929 HAMKA mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Pada tahun 1953, HAMKA dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Setelah peristiwa 1965 dan berdirinya pemerintahan Orde Baru, HAMKA secara total berperan sebagai ulama. Ia meninggalkan dunia politik dan sastra. Tulisan-tulisannya di Panji Masyarakat sudah merefleksikannya sebagai seorang ulama, dan ini bisa dibaca pada rubrik Dari Hati Ke Hati yang sangat bagus penuturannya. Keulamaan HAMKA lebih menonjol lagi ketika dia menjadi ketua MUI pertama tahun 1975.
HAMKA dikenal sebagai seorang moderat. Tidak pernah beliau mengeluarkan kata-kata keras, apalagi kasar dalam komunikasinya. Beliau lebih suka memilih menulis roman atau cerpen dalam menyampaikan pesan-pesan moral Islam.
Ada satu yang sangat menarik dari Buya HAMKA, yaitu keteguhannya memegang prinsip yang diyakini. Inilah yang membuat semua orang menyeganinya. Sikap independennya itu sungguh bukan hal yang baru bagi HAMKA. Pada zamam pemerintah Soekarno, HAMKA berani mengeluarkan fatwa haram menikah lagi bagi Presiden Soekarno. Otomatis fatwa itu membuat sang Presiden berang ’kebakaran jenggot’. Tidak hanya berhenti di situ saja, HAMKA juga terus-terusan mengkritik kedekatan pemerintah dengan PKI waktu itu. Maka, wajar saja kalau akhirnya dia dijebloskan ke penjara oleh Soekarno. Bahkan majalah yang dibentuknya ”Panji Masyarat” pernah dibredel Soekarno karena menerbitkan tulisan Bung Hatta yang berjudul ”Demokrasi Kita” yang terkenal itu. Tulisan itu berisi kritikan tajam terhadap konsep Demokrasi Terpimpin yang dijalankan Bung Karno. Ketika tidak lagi disibukkan dengan urusan-urusan politik, hari-hari sang pujangga lebih banyak diisi dengan kuliah subuh di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan.
Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.
HAMKA juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid). Pada 1950, ia mendapat kesempatan untuk melawat ke berbagai negara daratan Arab. Sepulang dari lawatan itu, HAMKA menulis beberapa roman. Antara lain Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Sebelum menyelesaikan roman-roman di atas, ia telah membuat roman yang lainnya. Seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau ke Deli, dan Di Dalam Lembah Kehidupan merupakan roman yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura. Setelah itu HAMKA menulis lagi di majalah baru Panji Masyarakat yang sempat terkenal karena menerbitkan tulisan Bung Hatta berjudul Demokrasi Kita.
Jum’at 24 Juli 1981 berita duka datang dari salah satu rumah di JL.raden fatah Jakarta selatan,HAMKA telah pulang ke rahmatullah. Jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sastrawan di negara kelahirannya, bahkan jasanya di seantero Nusantara, ter masuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.
penulis:Muhammad Rafi Aliefanto
http://darunnajah.com/wp-content/uploads/2018/01/blog-mengintip-kisah-guru-besar-indonesia-buya-hamka-1039-l-500x281.jpgDarunnajah 3 Adakan Laporan Pertanggung Jawaban Organisasi Santri

Darunnajah 3 hari ini adakan laporan pertanggung jawaban Organisasi Santri Pesantren Al-Manshur (OSPM). Laporan Pertanggung jawaban merupakan kegiatan wajib pesantren yang diadakan satu tahun sekali menuju usainya masa jabatan pada Keorganisasian.
Bertempat digedung sukabumi Pesantren Putri Al-Manshur Darunnajah 3. Laporan Pertanggung Jawaban tersebut didakan pada tanggak (15/01) sampai dengan (17/01). Dimulai pkul 13.00 sampai dengan pukul 15.00 dan diikuti oleh seluruh santri dan dewan guru Pesantren Putri Al-Manshur Darunnajah 3.
Laporan pertanggung jawaban tersebut diawali dengan sambutan dari pengasuh Pesantren Putri Al-Manshur Darunnajah 3, lalu dilanjutkan dengan acara inti, yakni Laporan Pertanggung Jawaban Perbagian yang diawali dengan bagian Unit usaha, Bagian penerima tamu, bagian koordinator, dan bagian junalistik.
http://ifttt.com/images/no_image_card.pngMencari Persatuan Dan Kesatuan Dalam Diri Umat Islam

Sejak masa khalifahan khulafur rasyidin umat islam seakan terpecah belah dalam berbagai hal internal dalam tubuh umat islam.
Berbagai hal yang telah mebuat umat islam terpecah tidak serta merta membuat kita harus putus asa dan bersedih karena kita juga harus tetap yakin kalau bahwa umat islam dapat bersatu. Sungguh indah persaudaraan Islam.Keindahan persaudaraan itu terukir dalam tinta sejarah dunia Islam. Dari ta’akhi (mempersaudarakan) antara Muhajirin dan Anshar yang menjadi cikal bakal kokohnya masyarakat Madinah, hingga penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad Al-Faatih bersama barisan pasukan kaum muslimin yang terdiri dari berbagai latar belakang kelompok Islam. Meski kisah penaklukan konstantinopel tidak menonjolkan peran persaudaraan Islam.
Namun apabila ditelusuri, peran persaudaraan bagi penaklukan konstantinopel sangat besar.
Mungkin kita telah memahami, bahwa kemenangan pasukan Al-Faatih dalam menaklukkan Konstantinopel membutuhkan soliditas pasukan, strategi perang dan kepemimpinan. Khusus solidaritas tentu perlu didukung adanya persatuan seluruh anggota pasukan dari pangkat terendah hingga tertinggi. Dan persatuan akan mudah terwujud jika ada persaudaraan di antara mereka. Karena jika tidak ada persaudaraan, tentu mudah terjadi pergolakan. Ribut antar pasukan dan saling mempertahankan ego diri sendiri. Sehingga, pasukan sulit dikendalikan.
Sejarah menyebutkan, pasukan Al-Faatih sangat solid. Bahkan ketika ada perintah mengangkut perahu-perahu melintasi perbukitan sebagai bagian dari strategi perang, semua pasukan sami’na wa ‘atho’na (mendengar dan taat). Hal itu tentu tidak mudah terealisasi jika tidak ada nilai-nilai persatuan komando dan kepimpinan, kekompakan seluruh pasukan dan ketaatan dari setiap anggota pasukan.
Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi umat Islam saat ini. Umat Islam saat ini berjalan sendiri-sendiri dalam berjuang atas nama Islam,seperti contoh saat para ulama di berbagai daerah meminta umat muslim memberikan bantuan kepada para muslim yang berada di daerah konflik tetapi hanya segelintir saja umat yang mau memberikan bantuan nya kepada saudara yang membutuhkan.kehidupan umat islam di zaman sekarang ini telah bergeser dari akidah menuju materealisme yang membuat umat islam berlomba lomba dalam hal duniawi bukan akhirat.
Persaudaraan Islam dirusak oleh sebagian umat Islam yang tidak bertanggung jawab. Dengan cara apa? Dengan mengkafirkan muslim di luar golongannya/kelompoknya. Dengan mencela sebagian muslim sebagai ahli bid’ah lagi sesat dan calon penghuni neraka. Dengan membunuh, mencuri atau menghalalkan darah, harta dan kehormatan muslim di luar golongannya. Itu semua perilaku yang merusak persaudaraan Islam. Mestinya ketika ada saudara muslim yang dianggap salah, ditegur dengan cara penuh hikmah dan nasehat yang baik, tidak langsung menghakiminya.
Maka dari itu sebagi seorang muslim kita harus mengutamakan persatuan umat daripada kepentingan pribadi.
penulis:Muhammad Rafi Aliefanto
Minggu, 14 Januari 2018
Pelepasan 15 Santri Tahfidz Intensif 10 Juz










Pondok Pesantren Nurul Ilmi Darunnajah 14 tidak akan pernah berhenti dalam mendidik dan mengkaderkan santrinya.15/01/2017 nurul ilmi kembali mencetak kader dan pemimpin umat dengan memberangkatkan 15 santri tahfidz intensif tahap pertama ke pondok pesantren tahfidz darunnajah 17.
Kegiatan ini selaras dengan kebijakan dan program pesantren dalam mengembangkan tahfidz intensif 10 juz yang dimulai dari kelas 1 tmi hingga kelas 6 tmi.
salah satu peserta camp tahfidz intensif ini berujar”rasanya bangga dan senang sekali menjadi peserta tahfidz intensif tahap pertama ini,semoga dapat terus menambah hafalan dan memenuhi target yang saya inginkan.”ujar alwi santri kelas 3 tmi yang menjadi salah satu peserta tahfidz intensif tahap pertama.
Pimpinan pondok pesantren nurul ilmi darunnajah 14juga berharap agar kedepannya tahfidz di darunnajah 14 dapat berkembang dengan pesat dalam rangka meyukseskan peran pesantren sebagai benteng terakhir umat islam di bumi nusantara ini.
penulis:Muhammad Rafi Aliefanto
http://darunnajah.com/wp-content/plugins/justified-image-grid/timthumb.php?src=https%3A%2F%2Fscontent.xx.fbcdn.net%2Fv%2Ft31.0-8%2Fs720x720%2F26685758_1560916277295120_9123597257985537348_o.jpg%3Foh%3Db618e06b52218c668d2ea5149315f07d%26oe%3D5AE69C86&h=150&w=150&q=90&jigrss=yes&f=.jpg
Informasi Pendaftaran 2018 STAI Darunnajah Jakarta


