Senin, 15 Januari 2018

Mencari Persatuan Dan Kesatuan Dalam Diri Umat Islam

Sejak masa khalifahan khulafur rasyidin umat islam seakan terpecah belah dalam berbagai hal internal dalam tubuh umat islam.

Berbagai hal yang telah  mebuat umat islam terpecah tidak serta merta membuat kita harus putus asa dan bersedih karena kita juga harus tetap yakin kalau bahwa umat islam dapat bersatu. Sungguh indah persaudaraan Islam.Keindahan persaudaraan itu terukir dalam tinta sejarah dunia Islam. Dari ta’akhi (mempersaudarakan) antara Muhajirin dan Anshar yang menjadi cikal bakal kokohnya masyarakat Madinah, hingga penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad Al-Faatih bersama barisan pasukan kaum muslimin yang terdiri dari berbagai latar belakang kelompok Islam. Meski kisah penaklukan konstantinopel tidak menonjolkan peran persaudaraan Islam.

 

Namun apabila ditelusuri, peran persaudaraan bagi penaklukan konstantinopel sangat besar.

Mungkin kita telah memahami, bahwa kemenangan pasukan Al-Faatih dalam menaklukkan Konstantinopel membutuhkan soliditas pasukan, strategi perang dan kepemimpinan. Khusus solidaritas tentu perlu didukung adanya persatuan seluruh anggota pasukan dari pangkat terendah hingga tertinggi. Dan persatuan akan mudah terwujud jika ada persaudaraan di antara mereka. Karena jika tidak ada persaudaraan, tentu mudah terjadi pergolakan. Ribut antar pasukan dan saling mempertahankan ego diri sendiri. Sehingga, pasukan sulit dikendalikan.

 

Sejarah menyebutkan, pasukan Al-Faatih sangat solid. Bahkan ketika ada perintah mengangkut perahu-perahu melintasi perbukitan sebagai bagian dari strategi perang, semua pasukan sami’na wa ‘atho’na (mendengar dan taat). Hal itu tentu tidak mudah terealisasi jika tidak ada nilai-nilai persatuan komando dan kepimpinan, kekompakan seluruh pasukan dan ketaatan dari setiap anggota pasukan.

 

Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi umat Islam saat ini. Umat Islam saat ini berjalan sendiri-sendiri dalam berjuang atas nama Islam,seperti contoh saat para ulama di berbagai daerah meminta umat muslim memberikan bantuan kepada para muslim yang berada di daerah konflik tetapi hanya segelintir saja umat yang mau memberikan bantuan nya kepada saudara yang membutuhkan.kehidupan umat islam di zaman sekarang ini telah bergeser dari akidah menuju materealisme yang membuat umat islam berlomba lomba dalam hal duniawi bukan akhirat.

Persaudaraan Islam dirusak oleh sebagian umat Islam yang tidak bertanggung jawab. Dengan cara apa? Dengan mengkafirkan muslim di luar golongannya/kelompoknya. Dengan mencela sebagian muslim sebagai ahli bid’ah lagi sesat dan calon penghuni neraka. Dengan membunuh, mencuri atau menghalalkan darah, harta dan kehormatan muslim di luar golongannya. Itu semua perilaku yang merusak persaudaraan Islam. Mestinya ketika ada saudara muslim yang dianggap salah, ditegur dengan cara penuh hikmah dan nasehat yang baik, tidak langsung menghakiminya.

Maka dari itu sebagi seorang muslim kita harus mengutamakan persatuan umat daripada kepentingan pribadi.
penulis:Muhammad Rafi Aliefanto

http://darunnajah.com/wp-content/uploads/2018/01/BERSATU-500x292.jpg

0 komentar:

Posting Komentar